loading...

Inilah 8 Penemuan Ilmiah Yang Mengerikan di Tahun 2016

loading...
Inilah 8 Penemuan Ilmiah Yang Mengerikan di Tahun 2016
Tahun 2016 adalah tahun yang sangat 'memorable.' Banyak sekali hal yang terjadi di berbagai bidang, tak terkecuali di bidang sains dan teknologi. Tentu tiap tahun adalah tahunnya saintek karena ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang. Namun tahun 2016 akan dikenang dengan berbagai temuan mengerikannya di bidang ilmiah.

Berbagai penemuan ini berupa mengecilnya harapan koloni ke Mars, ditemukannya virus mengerikan, adanya resiko bencana, hingga terbukanya tabir misteri yang selama ini bikin bingung para ilmuwan. Berikut adalah beberapa penemuan ilmiah penting yang paling mengerikan, yang lahir di sepanjang 2016.

Virus yang bisa mencuri kode DNA

lensaterkini.web.id - Ilmuwan menemukan sebuah virus yang bernama WO, adalah virus yang memiliki target yang super spesifik, yakni bakteri yang hidup dalam laba-laba dan serangga. Virus ini terkenal memiliki tujuan mutasi, di mana virus tersebut bisa mencuri kode DNA dari bakteri yang mereka infeksi.

Ilmuwan juga menemukan bahwa virus ini lama-lama makin hebat dengan lebih lihai mencuri gen dari berbagai jenis spesies yang pernah dijadikan inang oleh virus tersebut, dan salah satunya adalah laba-laba black-widow. Virus ini bahkan bisa mencuri kode genetik yang mengatur produksi racun.

Kemampuan mengerikannya untuk mengoreksi gen ini digunakan untuk berbagai hal yang tujuan utamanya melemahkan inang. Untungnya, virus ini belum akan menyerang manusia, meski para ilmuwan menyatakan mereka masih ragu dan 'tak bisa merasa lebih baik akan hadirnya virus ini.'

Pupusnya harapan untuk mengkoloni Mars

Umat manusia sangat terobsesi untuk bisa tinggal di Mars suatu saat nanti. Di Amerika Serikat, sepanjang 2016 ini saja Presiden Obama telah bekerja sama dengan berbagai perusahaan non Pemerintah untuk mewujudkannya dalam beberapa dekade ke depan. Selain itu Elon Musk, sang milyuner sekaligus CEO Tesla dan SpaceX juga tertarik akan hal tersebut.

Namun permasalahannya, banyak hal yang membuat kita masih belum bisa melakukan hal tersebut dalam waktu dekat. Seperti sebuah penemuan baru-baru ini terhadap tikus, hasilnya benar-benar nihil. Seekor tikus percobaan dibombardir dengan berbagai jenis partikel bermuatan yang serupa dengan yang akan diterpa astronot ketika datang ke Mars. Hasilnya, tikus tersebut mengalami pendarahan otak, demensia, serta kehilangan kemampuan kognitif.

Para ilmuwan baru-baru ini sudah menyebutkan ambisi ke Mars dan koloni ke luar angkasa lainnya adalah sebuah 'kegilaan.' Masih belum ada teknologi manusia yang mampu untuk melindungi manusia dari bahaya ini. Selain itu, sudah terpapar jelas berbagai resiko yang akan terjadi jika kita ngotot koloni ke Mars. Anda bisa melihat daftarnya disini.

Ada patahan kedua di San Andreas

lensaterkini.web.id - Selama bertahun-tahun, seismolog telah melaporkan bahwa patahan San Andreas seharusnya sangat membahayakan penduduk California karena dirundung datangnya gempa 8 skala richter. Namun akhirnya ilmuwan menemukan penyebab mengapa gempa tersebut tidak terjadi.

Ada sebuah patahan kedua yang berada paralel dari patahan San Andreas yang menahan wilayah tersebut secara bersama-sama. Sebuah patahan yang bernama Salton Trough ini adalah sebuah patahan sepanjang 56 kilometer yang sangat membuat ilmuwan menaruh perhatian lebih akan resiko gempa di area Los Angeles.

Meskipun ternyata dengan adanya patahan baru ini membuat dua patahan ini jadi stabil karena saling menyerap tekanan, ternyata ilmuwan juga mengungkap bahwa patahan kedua ini adalah 'bahaya baru ke wilayah Los Angeles dan membawa resiko signifikan.'

Cacing parasit yang hidup di bawah kulit langit-langit mulut

Seorang profesor biologi bernama Jonathan Allen mengalami sebuah hal aneh. Ada sebuah lapisan kasar yang berada di dalam kulit bagian dalam mulutnya. Makin lama, lapisan tersebut melebar dan berpindah.

Mencoba pergi ke dokter untuk mendapat diagnosa penyakit kulit, hasilnya justru nihil. Berdasar penelitian yang diadakannya sendiri, akhirnya sang profesor menemukan sendiri bahwa di dalam lapisan tersebut ada cacing parasit yang 'menggeliat' dan berhabitat di mulut. Setelah mencari informasi, di seluruh dunia, ada 13 kasus semacam ini. Temuannya ini dipublikasikan di jurnal biologi, dan untungnya belum ditemukan identifikasi dari cacing ini berbahaya atau tidak.

Suara aneh di Planet Jupiter

lensaterkini.web.id - Salah satu proyek besar NASA di tahun 2016 adalah Juno, yang merupakan sebuah pesawat ruang angkasa yang bertugas mengumpulkan data dari planet Jupiter dalam jumlah besar. Salah satu temuan uniknya di awal adalah sebuah suara aneh yang dipancarkan dari aurora planet gas raksasa tersebut.

Juno menggunakan instrumen perekam suara dari University of Iowa untuk mendengarkan 'suara' ini. Hasilnya adalah suara yang mirip soundtrack film horror dari kedalaman luar angkasa. Suara yang melengking dan mirip seperti suara manusia yang sedang tegang, berbunyi layaknya latar suara dari adegan film horror yang tak ingin Anda lihat.

Ilmuwan bisa ciptakan 'hantu'

Sains adalah bidang ilmu yang sama sekali tak percaya akan hantu. Berbagai penelitian ilmiah telah dilakukan untuk membuktikan bahwa hantu hanyalah halusinasi kita, dan hal tersebut tak nyata. Hal ini juga yang memotivasi banyak ilmuwan untuk makin membuktikan 'omong kosongnya' konsep hantu.

Seorang ilmuwan saraf dari Swiss mencoba menciptakan hantu di laboratorium. Tentu ia tak benar-benar menciptakannya, namun ia berhasil menipu otak untuk merasakan adanya 'kehadiran' hantu di sebuah ruangan.

Sang kepala penelitian yang bernama Olaf Blanke, menggunakan robot yang mampu mengacaukan sinyal sensor di otak para partisipan, yang secara sengaja ditutup matanya. Hal ini berdasar dari kemampuan otak yang mampu membentuk persepsi, dan hal inilah yang akan dikacaukan dengan membuat 'representasi kedua.'

Partisipan matanya ditutup oleh sebuah penutup mata, dan mereka menggunakan ear-plug. Lalu tangan mereka dipasangkan ke sebuah perangkat robotik canggih. Tepat di belakang partisipan, ada perangkat robotik lain yang mereproduksi pergerakan dari robot satunya, dan memiliki sebuah 'batang' yang digunakan untuk menyentuh punggung dari partisipan.

Ketika sinyal otak masih belum 'dikacaukan' oleh perangkat robotik ini, otak partisipan masih mampu untuk mengenali pergerakan mereka sendiri. Namun ketika para ilmuwan mencoba untuk memberi 'delay' sementara di sinyal otak mereka, persepsi yang muncul di otak mereka layaknya kedatangan hantu.

Menurut para peneliti, ada dua partisipan yang bahwa tak kuat dan meminta untuk berhenti. Hal ini karena mereka merasakan kedatangan hantu tersebut benar-benar terjadi. Menurut Blanke, sistem pembuatan hantu ini meniru sensasi yang dirasakan oleh pasien permasalahan mental. Sensasi serupa pun juga akan dialami individu yang sehat wal afiat, namun di bawah kondisi tertentu. Kondisi inilah yang seringkali membuat seseorang merasa dia 'digoda' hantu.

Secara detil, penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Current Biology ini, menjelaskan bahwa munculnya hantu bisa jadi disebabkan oleh konflik sensorimotor sederhana dengan gejala awal positif dari schizophrenia, yang muncul di subjek yang sehat.

Ilmuwan temukan susu kecoak

lensaterkini.web.id - Sebuah penelitian di Amerika Serikat menyatakan kecoak memiliki cairan di dalam tubuhnya yang mirip susu. Kandungan gizi ekstrak 'susu' itu bahkan diklaim lebih sehat dibanding susu sapi ketika dikonsumsi manusia. Stasiun Televisi Al Arabiya melaporkan, tim peneliti mengekstrak kristal protein dari tubuh kecoak pasifik. Data menunjukkan kandungan protein, lemak, serta gula dari cairan itu tiga kali lipat susu sapi.

"Jika dikonsuimsi tidak ada rasa khusus yang khas dari susu kecoak," kata Leonard Chavas, salah satu anggota tim peneliti. Sebutan 'susu' dari tim peneliti dikritik Kepala Museum Fernbak, Atlanta. Menurut Becky Facer, sang direktur museum, secara teknis yang diekstrak oleh penelitian tersebut adalah kristal cair dari perut kecoak. "Setidaknya itu bukanlah susu seperti yang biasa kita pahami," ujarnya.

Protein dan zat-zat lain mengkristal di perut kecoak jenis tertentu saat masih berupa embrio. Ekstrak cairan kecoak ini dijamin aman jika dikonsumsi manusia.

Ilmuwan pecahkan misteri Segitiga Bermuda

Segitiga Bermuda selalu akan jadi misteri dengan misteri tak terpecahkannya. Sudah lama ilmuwan mencari jawaban paling logis untuk adanya kecelakaan kapal dan pesawat yang lewat di atasnya tersebut.

Namun akhirnya, jawaban paling logis atas misteri ini muncul Oktober lalu. Dilansir dari Daily Mail, sebuah awan heksagonal yang ada di atas Segitiga Bermuda, mampu menciptakan semacam 'bom udara' yang mengerikan, dengan kecepatan angin sebesar 170 mil per jam.

Para ilmuwan telah mengklaim bahwa ledakan badai ini dapat membalik kapal laut dan menghujamkan pesawat yang lewat ke laut. Segitiga Bermuda, yang merupakan sebuah area sebesar 500.000 kilometer persegi di Samudera Atlantik bagian utara, jadi kambing hitam dari lebih dari 75 pesawat dan ratusan kapal yang hilang di sana. Tentu adanya awan heksagonal ini memberi sedikit titik terang.

Menurut seorang Meteorologis bernama Randy Cerveny, bom udara adalah hal yang seringkali terjadi dan hal ini memang disebabkan oleh awan heksagonal. 'Bom udara' ini dibentuk oleh ledakan kecil yang secara alami terjadi, dan ledakan tersebut muncul dari bawah awan, lalu menghantam lautan dan membentuk badai yang seringkali berukuran masif. Inilah yang akan menghancurkan kapal dan pesawat secara sekejap.

Para ilmuwan meneliti lebih lanjut tentang kebenaran hal ini, dengan memeriksa keadaan awan di area tersebut. Menurut Dr Steve Miller, seorang Meteorologis via satelit di Colorado State University, menyatakan bahwa awan semacam ini ada di bagian barat dari Pulau Bermuda, berjarak 10 hingga 50 mil dari perairan bagian barat Bermuda. Hal ini cukup unik, karena tepi awan seringkali tak bersisi lurus. Awan akan selalu berbentuk tak beraturan.


#Baca juga artikel / berita lainnya berikut ini  :

loading...

0 Response to "Inilah 8 Penemuan Ilmiah Yang Mengerikan di Tahun 2016"

Post a Comment